Arsip Kategori: sahabat

Dikata atau tidak dikata

Bismillahirrahmanirrahiiim….

Tak semua hal harus dikatakan. Tapi kata ‘maaf’ itu penting. Kabar gembira itu harus. Kabar duka itu wajib. Silaturahmi itu….. memperpanjang umur

Hadeeeh gak nyambung ya. Tapi itulah nasehat yang aku butuhkan untuk diriku sendiri. Aku…. menilai diriku introvert. Gak tau siiih seberapa introvert nya. Seperti halnya blog ini yang ku buat dengan ‘identitas palsu’. Bukan seperti sebagian besar blogger wp yang keren keren. Alasannyasih sebagian besar karena pengin nge-blog tapi malu dengan kondisi real life ku yang aseli berantakan bengeeet. (Ngelantur lagi). Btw nasehat diatas butuuuh untuk aku ingat, makanya ku tulis saja.
Sempat bersembunyi di kepribadian orang populer yang terdoktrin oleh filem cinderella, atau putri-putrian ala ala disney. Disambung dengan sinetron ala ala korean drama. Apalagi lingkungan masa kecil yang mengutamakan anak supel dan riang dan ceria. Dicintai banyak orang. Itu yang diinginkan semua manusia kaaan? Aku juga. Jadi aku terbiasa membelah diri (amoeba kalee, membelah diri) menyembunyikan sakit hatiku, membahagiakan orang lain meski hanya dengan mendengar dan tersenyum riang (atau di riang riangkan) sejak kecil aku tahu itu penting bagi orang dewasa.
Beberapa kali mencoba untuk menjadi pribadi supel dan riang, ternyata dikomentari ‘garing’. Ingin bergabung dengan anak anak supel dan meniru mereka, disisihkan karena ‘gariiing’ he he he. Akhirnya otodidak ajah pikirku, mungkin bisa. Tapi ternyata tidak bisa. Aku mengatakan semua yang aku ketahui. Ternyata salah. Akhirnya…saat aku punya teman asik, aku ikut saja segala yang mereka suka, meski berlawanan dengan hobi dan kewajibanku. Intinya suka suka. Tapi jalaran mereka anak anak yang memang pandai dan supel, mereka pada bisa tetep have fun tapi juga great in academic gak seperti aku yang akhirnya keteteran di akademik. Hanya untungnya nasib takdir masih tertulis baik. Jadinya passsss. Untungnya teman temanku memang dasarnya baik. Kami masih berteman meski semakin jarang bersama, karena kesuksesan mereka. Dan aku pun semakin minder.
Dan ‘minder’ ini kemarin ternyata bikin masalah. Ada berita bahagia yang aku kira terlambat aku tahu dan tidak aku sebar ke teman teman lain. Padahal justru aku adalah orang pertama / termasuk beberapa orang pertama yang tahu tentang berita gembira ini. Lucunya…. aku justru mengira i’m the last person know it. Dengan sejuta negatif thingking si sukses dan upik abu. Dan ketika ada acara bertemu dengan mereka semua, taraaaa….. i know i was wrong not to tell them about it dan pastinya feeling guilty bangeeeet.
Tapi, sampai sekarangpun aku masih bingung apa yang harus dikatakan dan justru tidak boleh dikatakan. Kadang dalam berteman, sering kali mengulang kalimat ‘ini rahasia lho jangan cerita cerita’, sekalinya aku keep secret jadi seakan aku tak perduli derita/bahagia teman yang akhirnya bercerita dg bahagia tentang “rahasianya” itu. Tapi kali lain, kasus yang sama, akhirnya aku putuskan bicara dengan satu orang untuk mencari solusi, dan teman itu juga teman si ‘curhat’. Jadinya aku di jutekin sebulan….. haduuuuh. Tapi itu masa lalu.
Ya sudahlah, cukup untuk malam ini.